Dan. Hatiku bukan telah memutuskannya. Namun keadaan yang tak pernah terlepas dari kenyataan. Kita berbeda. Sejatinya perbedaan yang mempersatukan segalanya. Tapi tidak untuk kali ini. Ada frekuensi yang tidak mampu secara bersama kita sesapi. Saat kakiku menjejak tanah basah, saat itu kusadari bahwa kita berlainan arah. Meskipun sering kali kau mencoba berlari ke arahku. Menggapai-gapai. Tergopoh-gopoh hingga lupa kau telah melambung tinggi dan tak mampu kembali. Di akhirnya, tangan kita tak tergamit juga. Kemudian kita terjerembab dan sama-sama terluka.
Month: August 2015
Rizqi Sigit Hamdillah
Masih ada secarik foto lama kita tergantung di dinding kamarku. Mungkin waktu itu kau memerhatikan kamera, namun sekarang seperti tengah menatapku setiap hari. Seolah menanggapi setiap pertanyaan yang kuberikan tiap kali kupandangi.
Aku sering bertanya-tanya, apa yang sedang kaulakukan di alam sana. Tentang kebahagiaanmu, tentang indahnya berada dalam surga yang kuyakin tengah dijanjikan untukmu. Masih ada kah ruang untukku di sana? Tanyakan Tuhan apa aku masih punya kesempatan berada lagi di sisimu?
Aku pula sering bertanya. Bila kau adalah orang yang baik, mengapa Tuhan harus mengambilmu lebih dulu? Agar banyak orang baik di muka bumi ini. Agar tak semakin jahat para manusia. Orang baik seharusnya berpulang paling lama. Karena tanpa kalian manusia kehilangan kendalinya. Karena tanpamu aku kehilangan kendaliku. Bukan kamu yang mengendalikanku, sama sekali tidak. namun aku jelas-jelas terkendali. Dan aku menikmatinya. Kerinduan terhadapmu memelukku, selalu dalam sepi yang sunyi. Dan setelahnya, hanya ada air mata yang dihujam tanya. Tak bersuara. Ada kah kau dengar di sana?
Hal tak sama lagi semenjak kaupergi. Dunia tampak tak begitu mengasyikkan karena semua bertambah rumit. Toko buku favorit kita sudah tak ada di sana. Berganti kelontong berlabel yang tentu saja ada di mana-mana dan tak ada beda. Pedagang donat yang biasa kita bajak gula bubuknya juga sudah entah di mana. Mungkin saja ia beralih profesi, mungkin juga ia menyusulmu di sana. Apakah kalian pernah berjumpa? Tidak ada lagi dendang lagumu yang memekakan telinga. Dari speaker telepon yang terdengar kini adalah suara adikmu yang menanyakan kabar. Rutinitas membosankan yang malah membuatka terpaksa mengenangmu lagi dan lagi. Tak mengubah apa-apa, selain fakta bahwa kau sudah tak lagi ada.
Bila masih ada kau semua tak kan serumit ini. Akan masih ada kau yang bijak menuntun hariku. Akan masih ada sahutan-sahutan ringan pelipur dukaku. Juga canda dan tingkah usilmu yang seringkali membuatku jengkel. Akan masih ada di sini, apa-apa yang kita kehendaki seperti dulu itu. Juga senyum dengan bingkai sepasang gigi gingsul kita.
Sepasang gingsulku pun kini sudah tak lagi ada.
Ah, sepagi ini meracau apa? Tak ada pagi tanpa usaha untuk mengikhlaskanmu. Sampai hal paling kecil yang bagi orang tak penting. Hal paling kecil yang tak pernah bisa kita lupa dan menjadi berharga.
Baik-baik di sana, Git. Baik-baik tanpa perlu terlalu banyak mencemaskanku melulu. Aku akan mengunjungimu lagi pekan depan. Saat kamboja berguguran bak sakura. Bunga yang sangat ingin kaulihat indahnya di musim semi. Bukannya ke Jepang, kau malah beralih destinasi. Apa akhirat seindah negeri sakura sampai-sampai kau ke sana?
Kita
Aku tidak tahu harus memulainya dari mana. Tentang kau. Tentang aku dan kau yang ketika dekat seperti mencipta energi. Tak perlu kupertanyakan. Kita pernah sedekat nadi, sebelum benar-benar sejauh matahari nantinya pasti.
Gunung Merbabu: Buka Jalur Baru
Tepat saat tengah menginjak tanah Pogalan menuju puncak Gunung Merbabu, masing-masing kami telah secara sembunyi membatin: mungkin setelah ini kami tak akan mampu lagi beredar di jejaring sosial. Atau hanya kenangan dan nama kami yang tertinggal di sana.
Tidak ada landai, tenda kami berdiri di lahan miring, tidur jadi merosot-merosot |
Naya – Mute *muka belom mandi 3 hari* |
Selamat Gyrass, Ikhsan, Mute, Dhika, Bayu, dan Candra! Terima kasih telah menjadi partner yang baik, hebat, pula menyenangkan 🙂
Upacara Kemerdekaan Indonesia di Songo |
Nayadini.