Di bagian mana kau letakkan aku di hatimu?

Tak ada seorang pun yang mau tidak memiliki cinta. Semua orang tahu itu adalah hal yang pedih . Namun yang lebih menyakitkan yaitu ketika kau punya cinta sedangkan memegangnya saja kau tak bisa. Ketika statusmu tak sendiri, tapi kau merasa seperti bertepuk sebelah tangan. Sebenarnya semua berjalan lancar. Selalu ada kata, ada cerita, bahkan canda dan setiap tawa. Tapi hati yang berteriak, “Ada yang salah dengan kalian!”.
Cinta tak pernah salah. Tapi selalu sikap yang membuatnya menjadi salah. Salah tingkah, salah langkah. Ketika kau tahu mana cintamu yang satu itu. Yang meski di depan mata tapi terasa amat jauh. Segalanya demi cinta? Pertanyaan bodoh yang tak perlu dijawab. Namun mau dikata apa lagi, karena nyatanya cinta itu memang buta. Bahkan kau sering tak sadar bahwa dirimu telah mencintai seseorang itu dengan sangat gila. Gila karena cinta. Kau yakin ia adalah belahan hatimu dan memang terlahir untukmu padahal kau tak pernah memiliki sedikit pun bukti tentang itu. Bayangkan saja, ketika ia jauh, bagaimana bisa kau yakin ia tak bersama orang lain? ketika ia dekat pun, bagaimana bisa kau yakin ia menicntaimu juga, apa kau bisa membelah dadanya? atau kau tahu dari pupilnya yang membentuk gambar ‘love’ dengan warna merah muda? TARUHAN! bocah ingusan yang masih belum bisa baca saja tak akan percaya hal itu.
Berkenaan dengan segala pertanyaan di atas, aku bahkan tak bisa menjawab. Aku tak mengerti, makanya aku bertanya. Bukan maksudku untuk meminta kalian menjelma menjadi aku, apalagi untuk mengerti perasaan ini. Tapi aku berbagi, berharap menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Selama ini aku hanya bertanya pada diriku sendiri. Dan hasilnya nol. Tak pernah ada jawabnya.
Aku hanya butuh sebuah pembuktian. Bukan sekedar pujian apalagi kalimat bernada romansa. Mungkin kau mengerti, atau pernah merasakan. Ketika kau berani mempertaruhkan nyawamu untuk cinta, ketika kau mau menyeberangi benua untuk menemukannya, ketika kau telah memberikan segalanya. Sementara ia disana tak membalas, tak peduli, tak tahu, atau pun tak pernah mau tahu. You give the paradise for love, but love only gives you the wind.
Bila aku diberikan waktu untuk hidup lebih lama lagi, yang kumau hanyalah menemukan jawaban-jawaban itu. Aku butuh bukti apakah setengah hatiku disana diwarnai dengan tinta yang sama, merah tua, atau malah abu-abu. Apakah benar selama ini aku mencintai seorang pangeran seperti yang berada di mimpiku atau jangan-jangan aku memang hanya mencintai sebuah bayangan gelap.
Sebetulnya memang tidak ada yang salah. Ini hanya bagian dari perasaan tak nyaman yang seharusnya tak pernah ada. Dan aku tak tahu bagaimana cara untuk meluapkannya. Merasa tidak tega bila harus membuatnya sadar bahwa aku tak suka cara yang ini. Apa kabarmu saat ini? Kuserahkan jawabnya pada waktu. Biar ia yang menjawab dan membayar semuanya dari sebuah ketulusan.
“What you plant, is what you reap,”
Aku akan bersabar, biar aku berbicara pada bulan saja selama ia belum kembali. Berbekal percaya.

Yes I would die for ya baby
But you won’t do the same
No, you won’t do the same
(Grende – Bruno Mars)