Who doesn’t love traveling?
Bahkan orang yang belum pernah ke mana-mana sekali pun seringkali mengaku sebagai seorang Traveler. Anggaplah itu sebagai sebuah fakta bahwa semua orang mencintai traveling. Tanpa terkecuali. Nggak ada tolak ukur yang jelas buat memberikan titel Traveler kepada seseorang. Well, guys, titel itu nggak penting. Buat apa pusing-pusing. Pergilah mengunjungi tempat yang baru and get lost. Promise me. You’ll find new lessons in life, which you couldn’t get at school. Bukan apa yang diketahui orang tentang kebahagiaan “jalan-jalan” kita yang terpenting dari sebuah traveling, tapi pengalaman baru yang bisa membuka pikiran kita lebih dewasa lagi. To be open minded.
Saya pernah bertanya kepada seorang sahabat tentang apa pandangannya tentang kedewasaan. Dan jawabannya menurut saya tidak nyambung, tapi cukup memberikan rasa puas di benak saya. Katanya, penting untuk bepergian ke tempat jauh di usia muda, karena akan semakin banyak pikiran kita terbuka. Jawaban itu saya akui memang benar adanya. Traveling membuat saya menjadi lebih bijak dalam melihat segala sesuatu dari berbagai sisi.
Lalu, adakah tips yang bisa menjadi panduan bagi yang baru mau mencoba
traveling?
Saat ini, traveling sudah menjadi kebutuhan masyarakat kota. Traveling seolah menjadi pelarian dari rutinitas sehari-hari di kota berlangitkan gedung dan beralaskan aspal. Semua orang suka traveling, tetapi tidak semua orang tau etika traveling dan bagaimana caranya. Berikut tips ala kadarnya dari seorang traveler beginner bagi yang ingin mencoba menjadi seorang traveler.
TIPS TRAVELING
1. Tentukan destinasi yang kamu inginkan.
Apakah pantai, gunung, kota, atau yang lainnya. Saya lebih suka lautan, karena saya senang berenang di laut dan saya cocok di air he..he..he.. Saya juga senang traveling ke kota. Biasanya, di kota kita bisa mengunjungi museum, peninggalan bersejarah lainnya – seperti kraton, candi, rumah adat, dll-, wisata kuliner, dan mengunjungi suku asli daerah tsb. Intinya, apapun destinasi yang ingin kita tuju, semuanya dapat menyebabkan kulit menjadi lebih gelap. Jadi, kalau takut hitam mending di rumah aja nggak usah ke mana-mana he..he..
2. Cari transportasi dari jauh hari.Yang satu ini berkaitan dengan menentukan rencana traveling dari waktu yang cukup lama sebelumnya. Saya memiliki seorang teman yang bahkan sudah hapal tanggalan merah di kalender tahun depan dan siap
booking tiket pesawat dari satu tahun sebelumnya.
It’s such a cool preparation. Tiket kereta juga biasanya sudah
sold dari tiga bulan sebelumnya. Tips yang kedua ini amat penting khususnya bila kita ingin bepergian di waktu liburan.
Saya seringkali kehabisan tiket kereta karena bertepatan dengan arus mudik atau libur anak sekolah. Tahun 2012 saya traveling keliling pulau Jawa yang berakhir di Jogja, dengan santainya beli tiket kepulangan pada hari h. Keliling stasiun-stasiun di Jogja dan ternyata tiket sold semua. Naik pesawat udah nggak mungkin, apalagi kapal laut. Buru-buru pergi ke terminal buat beli tiket bus. Dan ternyata semua juga sold! Alhasil kami pulang menggunakan jasa travel dengan harga yang sedikit lebih mahal, alhamdulillah-nya diantar sampai di depan kosan saya di Depok. Lumayan 😀
3. Pilih partner traveling yang klop dengan kamu.
Ada orang yang tidak terlalu mempermasalahkan hal ini. Namun bagi saya, partner selalu menjadi pertimbangan penting. Partner
traveling saya kebanyakan cowok. Nggak jarang juga saya traveling hanya berdua dengan salah satu teman cowok yang sudah dipercaya oleh kedua orang tua saya -atas ijin mereka juga tentunya-. Partner
traveling saya yang cewek bisa dihitung jumlahnya. Sayangnya, kebanyakan mereka orang sibuk, sehingga jarang bisa diajak untuk trip-trip selanjutnya.
Partner menentukan bagaimana perjalanan kita nantinya. Teman yang banyak mengeluh sangat merepotkan, apalagi bila diajak traveling hemat. Teman traveling yang super higienis juga akan membuat kita kesusahan, apalagi kalau naik gunung yang menuntut kita sharing minum sebotol dan makan dengan bahan yang dicuci seadanya. Saya cenderung orang yang tidak terlalu senang traveling beramai-ramai. Tujuan saya traveling biasanya adalah untuk mencari ketenangan, jadi saya lebih senang pergi dengan tim yang sedikit untuk memberikan banyak ruang untuk diri sendiri.
4. Buat perencanaan yang jelas.
Ada seorang filsuf Cina bernama Lao Tzu yang mengatakan, “A good traveler has no fixed plans and is not intent on arriving”. Pepatah itu benar adanya, terkadang yang menyenangkan dari sebuah perjalanan adalah peristiwa di luar dugaan kita. Namun, plan di sini bukan berarti kita tidak perlu perencanaan. Kita perlu perencanaan yang jelas untuk mengetahui budget yang akan keluar nantinya. Juga agar tidak ada destinasi yang terlewat dan tenaga yang terbuang. Perencanaan yang harus dilakukan adalah itinerary perjalanan. Sebelumnya, kita juga harus mempelajari dengan jelas tempat yang akan kita kunjungi. Jika eksekusinya pada hari H tidak terjadi sesuai perencaan yang sudah dibuat, tidak masalah. Pengalaman yang tidak terduga adalah sesuatu yang mahal harganya dari sebuah trip traveling. Just get lost! Ini lah yang mungkin dimaksud oleh Lao Tzu tentang no fixed plan. Terkadang, ada hal teknis yang memaksa kita untuk tidak mengikuti perencaan yang sudah dibuat, itulah saatnya skill kita sebagai seorang traveler diuji.
5. Jauhkan gadget saat perjalanan.
Mantan pacar saya, dulu, saat masih menjadi pacar, pernah protes soal yang satu ini. Dia berkali-kali menyuruh saya berjanji untuk memberi kabar setibanya saya di lokasi traveling. Saya tidak senang menyalakan gadget ketika bepergian traveling, simple, karena tujuan saya traveling adalah untuk mencari ketenangan. Seperti yang kita ketahui, HP terlebih smartphone bisa membuat kita stress entah karena notifikasi yang tidak penting atau malah ajakan meeting via chat, dan atau membuat kita kecanduan, sehingga tidak menikmati suguhan alam yang terhampar di depan mata dan malah sibuk update di jejaring sosial yang ini lalu yang itu lalu yang ini lalu modar. Seringnya juga karena saya pergi ke pulau yang jauh dari listrik, boro-boro dapat sinyal untuk update di Path, nge-charge aja nggak bisa. Nah lho?
Saya mau berbagi pengalaman saat traveling ke karimun jawa. Waktu itu saya pergi bersama dengan ketiga teman saya. Dan sewaktu di laut kami hanya membawa kamera digital dan sepakat meninggalkan gadget di homestay. Di tengah laut menuju gosongan (gundukan pasir di tengah laut), ada rombongan kapal lain yang sibuk foto-foto untuk update di jejaring sosial. Mereka rusuh sekali. Berisik. Tidak benar-benar menikmati pemandangan, malah sibuk foto-foto, sehingga membuat pengunjung yang lain antre untuk dapat giliran memijak di gosongan. Saat mereka sibuk foto-foto dengan dandanan yang super hits, kemudian tiba-tiba hp-nya nyemplung ke laut. Yah </3
6. Tinggalkan barang yang tidak perlu. Poin yang satu ini bisa ditentukan dari dengan transportasi apa kamu bepergian. Bila kamu pergi menggunakan pesawat, membawa koper amat wajar. Namun, tidak jarang juga teman saya penggila ransel tetap membawa keril saat traveling dengan pesawat. Alasannya lebih praktis dan mudah. Jika kamu bepergian dengan alat transportasi yang menuntut turun-naik sambung-menyambung-menjadi-satu, tentu tidak dianjurkan membawa koper atau ransel dan beberapa tas tambahan. Itu akan sangat merepotkan. Jika pergi ke pulau, saya biasanya hanya membawa tas jansport. Bahkan biasanya hanya bawa baju satu atau dua, sisanya adalah untuk keperluan renang seperti selang dan masker snorkeling juga baju renang. Tetapi, jika pergi ke gunung, saya tidak akan segan-segan membawa keril 60 liter dan berpakaian lengkap ala mas-mas pendaki. Pokoknya, meminimalisir baju bawaan.
Bayangkan dengan jelas outfit apa yang akan kamu pakai di setiap agenda dalam itinerary yang sudah direncakan (tips satu ini berguna banget buat cewek). Jangan sampai ada pakaian yang tidak terpakai dan dibawa pulang masih dalam keadaan bersih. Tak jarang saya hanya bawa satu celana, yaitu celana jeans. Celana jeans saya seringnya hanya terpakai untuk traveling, karena tidak mudah kotor dan tidak terlalu tipis. Cocok untuk cuaca panas atau dingin. Waktu berangkat ke gunung kemarin, seorang teman laki-laki saya terkejut melihat dandanan saya yang waktu itu mengenakan kemeja panel (yang emang punya ade saya), celana jeans, dan sendal gunung. “Wow, you look so different“, katanya di stasiun Kota saat itu. Saya tertawa, “Penampilanku kalo lagi traveling emang kayak gini. Laki banget ya? Ha…ha…”
TIPS SELESAI
Itu dia sedikit tips dari seorang traveler beginner bernama Naya. Semoga bermanfaat untuk teman-teman yang ingin mencoba traveling! Bagi yang ingin sharing atau menambahkan boleh banget lho. Terima kasih sudah mampir 🙂
Salam,
Hijab Traveler.