Destinasi Wajib Liburan di Belitung

Dikarenakan kamera ketinggalan, memori HP sangat minim untuk recording, dan action camera entah di mana, alhasil balik lagi mendokumentasikan perjalanannya via tulisan aja di blog ini huehehehe. Ada aja cobaannya kalau mau mulai bikin vlog, mungkin belum waktunya (sorry, guys :P).

Homestay-ku hanya 10 menit berjalan kaki dari Pantai Tanjung Tinggi,  jadi dalam sehari bisa bolak-balik ke pantai tiga kali :p

 

Pasti udah banyak yang sering bolak-balik liburan ke Belitung. Kenapa Belitung bisa jadi pilihan tepat untuk berlibur khususnya bagi yang tinggal di Jakarta? Karena tiket pesawatnya murah kalau dibeli dari jauh-jauh hari. Bisa Rp.500 ribu pulang-pergi dengan maskapai seperti Sriwijaya Air atau NAM Air. Alasan kedua, destinasi wisatanya ada banyak banget dari mulai laut hingga kota. Oke sekarang kita bahas lebih detail untuk poin kedua ini. Ke Belitung tuh jalan-jalannya ke mana aja sih?

1.Island Hopping

Who doesn’t love beach? Apalagi kalau pantainya sebersih, sejernih, dan secantik Belitung. Secara umum, Belitung terbagi jadi dua wilayah, yaitu Belitung Barat dan Belitung Timur. Pantai-pantai yang cantik ini letaknya di Belitung Barat. Ada banyak banget pulau yang bisa kamu kunjungi kalau ke Belitung.

Untuk melakukan Island Hopping di Belitung, bahkan satu hari pun cukup. Kalau cuacanya lagi bagus, kira-kira bisa 6-7 pulau yang kamu kunjungi. Tapi kalau cuacanya lagi buruk, jangan harap deh bisa mengunjungi lebih dari 3 pulau (Flash tip: sebaiknya jangan kunjungi Belitung menjelang akhir tahun). Nggak main-main, ombaknya gede dan tinggi banget sampai bisa masuk ke dalam kapal dan membuat basah semua penumpang. Saya pernah mengalami hal itu waktu lagi bawa tamu lansia (yang sosialita) waktu island hopping di Belitung. Semua histeris dan komat-kamit berpikir bahwa akan meenemui ajalnya di situ. Saya dan awak kapal malah teriak-teriak senang kalau ada ombak besar datang menghantam hahahaha (awas kualat lu!).

Pulau apa aja sih yang biasa dikunjungi oleh wisatawan?

Pulau Kelayang

Yang terkenal dari pulau ini adalah goanya, yaitu Goa Kelayang. Dari foto maupun vlog para travelblogger, biasanya pasti ada spot foto di bawah ini. Nah, saya kira yang dimaksud Goa Kelayang adalah yang itu, celah di antara batu-batu pelangi. Ternyata bukan, goanya adalah literally goa, tempat para kelelawar bersarang. Nggak banyak yang tau, biasanya hanya warga lokal atau wisatawan yang penasaran. Saya pun mengunjungi goa tersebut dengan Om Alpian, penduduk asli Belitung yang tinggal di Jakarta. Biasanya dia akan mampir ke sini kalau lagi pulang ke Belitung. Untuk ngecek apakah para kelelewar itu masih terjaga habitatnya.

Nggak mudah buat sampai di goa itu, kita harus turun-naik batu besar yang licin, lembab, dan gelap. Kira-kira butuh waktu sepuluh menit untuk akhirnya bisa tiba di goa. Benar aja, ada banyak sekali kelelelawar di sana-sini. Sayangnya, kata Om Alpian, jumlah itu ternyata nggak sebanyak waktu dulu, bisa terlihat jelas dari jumlah sarangnya yang sudah berkurang banyak. Banyak wisatawan usil yang membawa sarang kelelawar bahkan yang masih ada bayi kelelawar di dalamnya. Duh, tolong ya, kalau mengunjungi tempat wisata itu jangan mengambil apapun selain foto (itupun harus lihat kondisi, saya sama sekali nggak foto atau merekam Goa Kelayang karena menghormati para kelelawar yang tinggal di sana).

Spot hits yang mungkin sering muncul di sosial mediamu. Iya atau iya?

Pulau Kepayang

Yang ini adalah pulau fenomenal. Di sana ada restoran yang mahal banget harga makanannya. Untuk satu orang kamu bisa kena ongkos makan seharga Rp.50 ribu untuk menu makanan yang seadanya. Setelah makan, bisa jadi kamu diminta lagi “ongkos duduk” seharga Rp.15 ribu. Duh, sekarang mau duduk aja bayar! Jadi, jangan seenaknya beli-beli makanan ya kalau lagi Island Hopping di Belitung khususnya di Pulau Kepayang. Tanya dulu harganya dan pastikan nggak ada biaya tambahan.

Pulau Burung

Sebenarnya ada dua pulau yang bernama Burung. Alasannya, simpel karena bentuk batu-batunya mirip burung. Biasanya disebut juga Burung Garuda dan yang satu lagi disebut Burung Mandi. Kamu bisa mampir kalau ingin foto-foto. Karena sudah terlalu kenyang dengan foto-foto, saya nggak mampir cuma lihat dari jauh aja.

Pulau Batu Berlayar

Samaaaaaaaa! Isinya ya batu-batu besar yang biasa dikunjungi untuk foto-foto. Udahan ah foto-fotonya mau cepet-cepet minum kelapa di Pulau Lengkuas!

Pulau Lengkuas

Ini dia pulau yang paling gampang diinget dan wajib dikunjungi, karena ada  mercusuar putih yang menjadi ikon dari pulau di Belitung. Mercusuar ini adalah buatan Belanda yang dibangun pada tahun 1882 guna untuk mengamati kapal yang mondar-mandir di Belitung. Pertama kali dengar, saya curiga kenapa dinamakan Lengkuas. Apakah karena bentuk pulaunya mirip lengkuas? Memang bentuk lengkuas kayak gimana coba? Atau banyak budidaya lengkuas?

Ternyata karena asal mulanya saat jaman Belanda, pulau ini dinamakan Pulau Lighthouse yang berarti Mercusuar. Namun seiring dengan pelafalan warga lokal, kata Lighthouse diserap dan berubah menjadi Lengkuas (?). That’s what happened he..he..

Di pulau ini kamu juga bisa jajan mie cup, minum kelapa, pasang hammock, dan lagi-lagi, foto-foto bersama batu-batu besar.

Pulau Leebong

Nggak banyak orang pernah mampir ke pulau ini, karena nggak akan cukup waktu sejam-dua jam buat mengunjungi pulau ini. Dengan kata lain, ada banyak sekali hal fasilitas dan kenyamanan yang ditawarkan oleh pulau ini seperti jembatan panjang menuju dermaga, sepeda untuk berkeliling, hammock, vila, penginapan, watersport, dan Hutan Mangrove. Malah banyak juga tour & travel yang menawarkan paketan trip 3 hari 2 malam khusus hanya untuk menginap di pulau ini. Pulaunya sepi, cantik, dan luas. Cocok buat yang pengin cari pantai tenang di Belitung, khususnya yang nggak banyak orang foto-fotonya karena nggak ada batu-batu besar ha..ha..

Daaaan masih banyak pulau lainnya yang nggak bisa disebutin semuanya sekaligus. Mostly, jasa tour & travel pasti mengunjungi pulau-pulau yang udah saya sebutin tadi. Yuk, kita lanjut ke wisata lainnya di Belitung!

 

2. SD Replika Laskar Pelangi

Setelah kenyang menikmati pulau-pulau cantik di Belitung Barat, mari kita beralih ke Belitung Timur, tempat di mana terdapat wisata seperti SD Replika Laskar Pelangi. Flash tip: tetap gunakan sunblock meskipun kamu tidak ke pantai, karena Belitung Timur sangat panas. Tahu apa yang membuat Belitung Timur sangat panas? Adalah karena Belitung Timur adalah pusat penambangan timah. Jadi bukan karena panas matahari, melainkan panas kawasan industri.

Kenapa dinamakan Replika? Karena bangunan sekolah asli yang dipakai shooting sudah dirobohkan, dulu shooting-nya di Pantai Tanjung Tinggi, tempat batu-batu besar yang nggak perlu nyebrang pulau, tepatnya di Belitung Barat tentu saja. Bangunan yang sama kemudian dibuat agar orang-orang dapat merasakan langsung seperti apa kondisi SD Gantong yang hampir roboh itu. Isi kelasnya pun lengkap dengan papan tulis, meja, kursi, bendera, dan foto-foto pahlawan seperti di film.

Pas lagi seru-serunya main sama Ariel dan Putri, tau-tau rombongan kru Trans TV dateng mau syuting reality show Katakan Putus.

……..

Here? I mean, like………………

Oke, sip.

 

 

Ticket Price: Rp.3.000/orang

 

3. Kampung Ahok

Ada pengalaman lucu yang terjadi saat saya bawa rombongan Kakek-Nenek ke sini, mereka yang sangat anti-Ahok memutuskan untuk tidak turun dan marah-marah minta ke tempat lain saja. Padahal bukan itu poin yang kami tawarkan sebagai travel organizer, melainkan pemahaman bagaimana sosok Ahok secara tidak langsung mampu menyokong local communities yang jadi punya penghasilan dengan membuat kerajinan tangan dan penganan khas. Hal ini tentu jadi pembelajaran untuk kita bahwa upaya untuk mendukung UKM bisa dalam wujud apa saja, agar dapat menggerakkan atau berkontribusi untuk ekonomi setempat.

Setelah melihat-lihat souvenir khas Ahok, kamu juga bisa mampir ke rumah Pak Ahok yang boleh dimasuki halamannya, seperti terbuka lebar untuk siapa saja yang mau singgah. Rumahnya cukup besar, tapi saya nggak foto karena para tamu sudah “esmosi” untuk segera berpindah tempat.

Beberapa hasil karya warga setempat yang dijual

Ticket price: Free

 

4. Museum Kata Andrea Hirata

Siapa yang nggak kenal sama tempat yang satu ini? Bangunan warna-warni yang sangat sayang kalau dilewatkan buat nggak foto-foto. Di dalam museum ini ada banyak lukisan karya Andrea Hirata, juga banyak quotes beliau yang dibuat menjadi pajangan. Menariknya, untuk masuk, pengunjung harus bayar Rp.50 ribu. Awalnya warga setempat protes dengan biaya yang dirasakan cukup mahal, tapi pengelola bersikeras mengatakan bahwa dengan harga segitu pengunjung sudah mendapatkan buku karya Andrea Hirata. Permasalahannya, bagaimana kalau kita sudah punya bukunya?

 

Tikcet price: Rp. 50.000/orang

5. Rumah Keong

Ini adalah wisata baru bikinan pemerintah setempat yang letaknya tepat di depan SD Replika Laskar Pelangi. Sebenarnya nggak ada apa-apa selain anyaman rotan berbentuk keong ukuran jumbo dan bisa dimasuki dan ada juga dermaga dengan kapal-kapal untuk berkeliling.

Rumah Keong yang cucok buat main petak umpet :p

 

Dermaga di samping Rumah Keong

Ticket price: Rp. 5.000/orang

 

6. Danau Kaolin

Wisata ini letaknya di pinggir jalan, jadi pasti ngelewatin kalau dari Bandara mau ke Belitung Barat tempat pantai-pantai cantik berada. Oya, sekarang udah nggak bsiamasuk karena katanya ada pemuda yang tenggelam dan meninggal di danau, jadi kamu cuma boleh foto di luar pagar. Ternyata nggak begitu sama dengan Danau Cigaru di Tangerang. Yang di Belitung airnya lebih hijau tosca, sedangkan milik Cigaru berwarna biru bening. Saya sudah pernah tulis seperti apa Telaga Biru Cigaru, baca di sini. Kira-kira, bagusan mana sama Telaga Biru Cigaru punya Tangerang? :p

Ticket Price: Free

 

7. Kopi Kong Djie

Terus terang, saya senang berburu kopi kalau lagi travelling. Menikmati kopi dari tiap daerah adalah bagian dari mengenal budaya mereka. Melalui kopi itu, kita bisa sedikit melihat dan menerka kira-kira seperti apa kepribadian warga lokal (nah lho, maksudnya gimana yak?). Kopi Kog Djie adalah yang paling terkenal di Belitung dan sudah franchise di mana-mana di Belitung. Warung kopinya yang pertama justru sangat kecil dan terletak di pinggir jalan di daerah Belitung Timur. Saya beberapa kali mampir ke Warung Kopi Kong Djie. Terus terang, saya pecinta kopi hitam dan paling nggak bisa minum kopi susu. Saya pikir itu hanya berlaku untuk kopi saset, maka saya sok-sokan pesan Kopi Susu Kong Djie yang katanya juga nggak kalah enak. Jeng jeng… setelah itu saya muntah-muntah saudara-saudara. Padahal kopinya memang benar enak! Memang dasar perut saya yang picky dan sukanya yang ekstrim-ekstrim.

Ini tersangkanya (kopi susu), harganya murah hanya Rp.10 ribu saja. Sedangkan kopi hitam hanya RP.8 ribu.

 

8. Wisata Kuliner Khas Belitung: Mie Atep

Di dekat tugu Batu Satam (batu khas Belitung yang biasa dipakai buat cincin batu, bapak-bapak pasti tau nih), terletak kedai pelopor Mie Atep khas Belitung. Mie ini sangat legendaris, sampai-sampai orang-orang terkenal dari mulai artis, mantan presiden, tokoh politik, dan lainnya pasti makan di sini kalau berkunjung ke Belitung (ada fotonya di dinding). Rasanya enak bangettttttttt tapi sayang porsinya terlalu sedikit (dasar kang makan!). Banyak yang bilang katanya Mie Atep ini nggak halal. Waktu saya laporan sama ibu saya setelah makan Mie Atep ini, ibu saya bilang ini nggak halal. Untung udah abis, kan kalau nggak tau nggak apa-apa :p

Jangan lupa pesan juga minuman khas Belitung, Es Jeruk Kunci. Semacam es jeruk yang dicampur dengan buah berwarna oranye yang dikeringkan, lalu dicampur dengan es jeruk manis sehingga nanti warnanya akan berubah menjadi oranye atau kuning. Saya sampai mual karena sehari bisa minum ini tiga kali untuk menetralisir panasnya cuaca Belitung. Tapi enak kok dan harganya murah hanya Rp. 3 ribu!

Sepiring cuma RP.10 ribu!

Itu dia list destinasi wisata yang bisa kamu kunjungi kalau ingin liburan ke Belitung! Untuk penginapan ada banyak banget pilihan hotel, hostel, atau homestay yang bisa kamu pilih. Ada satu penginapan yang saya suka dan recommended banget! Kamu bisa  baca di sini.

Kalau nggak mau repot dan butuh guide buat keliling Belitung boleh banget kok kontak Naya, siaga 24 jam hehe. Selanjutnya saya akan posting wisata anti-mainstream di Belitung. Ditunggu ya!

Ini Dia Wisata dan Budaya Kabupaten Tangerang!

I am so grateful that I had chosen as one of Ambassadors of Tourism and Culture at Tangerang Regency 2016. Despite that, there were a lot of people asking me why Tangerang and not Jakarta (as Abang – None)?

(Sebenernya, lebih banyak yang tanya “KOK BISA-BISANYA LO IKUTAN AJANG PEAGENT?”. Sama, saya juga bingung ha..ha..)

Call me classic, tapi jawabannya adalah karena Kabupaten Tangerang memiliki potensi pariwisata dan budaya yang belum terlalu dikenal dengan baik, because I do love tourism, juga karena ingin mencari teman di Tangerang karena selama pulang ke rumah mama selalu mengeram di dalam rumah karena semua teman ada di Jakarta. One thing for sure, saya tidak pernah menganggap ini sebagai kompetisi, sehingga tidak merasa perlu bunuh diri ketika tidak dinyatakan menjadi juara 🙂

Kabupaten Tangerang memiliki berbagai objek wisata yang dapat dikunjungi. Saking banyaknya, mari kita bagi ke dalam beberapa kategori agar lebih mempermudah.

1. Wisata Belanja

Dari seluruh wilayah di Banten, saya percaya diri untuk mengatakan bahwa pusat perbelanjaan paling asyik ngumpulnya ya di Kabupaten Tangerang. Menariknya, banyak yang tidak mengetahui bahwa AEON Mall adalah bagian dari Kabupaten Tangerang tepatnya di kecamatan Cisauk. Seain Mall yang khas dengan Japan stuffs ini masih banyak wisata belanja lainnya yang juga menjadi favorit, yaitu Summarecon Digital Serpong, Supermal Karawaci, dan Summarecon Digital Center, dll.

2. Wisata Bahari

Mungkin banyak yang sudah tahu bahwa Provinsi Banten memiliki pantai-pantai yang indah seperti Anyer, Sawarna, Carita, Bagedur. Kabupaten Tangerang sebagai bagian dari Banten juga memiliki pantai yang bisa kamu kunjungi seperti Pantai Tanjung Pasir, Pantai Pulau Cangkir, dan Pantai Tanjung Kait.

3. Wisata Alam

Selalin pantai, Kabupaten Tangerang juga memiliki wisata alam lain seperti Hutan Keramat Solear yang berada di Kecamatan Solear, di mana terdapat banyak pepohonan rimbun serta fauna seperti beberapa ekor kera yang konon katanya tidak pernah berkurang atau bertambah jumlahnya. Wisata alam lainnya yang pernah saya kunjungi adalah Telaga Biru Cigaru, yang saya sebut sebagai Danau Kaolin versi Tangerang. Cara untuk mengunjunginya sudah pernah saya tulis di sini.

4. Wisata Budaya

Masyarakat di Kabupaten Tangerang terdiri dari beragam budaya seperti Sunda, Betawi, dan Tionghoa, sehingga budaya yang dihailkan juga beragam. Salah satu contohnya adalah Wihara Tjoe Soe Kong, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Tionghoa yang berada di Kecamatan Teluk Naga. Wihara ini terletak dekat dengan Pantai Tanjung Kait. Detail lebih lengkapnya mengenai Wihara ini juga sudah pernah saya review di sini. Perpaduan ketiga budaya ini juga menghasilkan budaya unik untuk Kabupaten Tangerang seperti Tari Cukin dan Topeng Si Tolay. Sehingga menjadi Seni Pertunjukan yang populer di daerah Kabupaten Tangerang.

5. Wisata Konvensional

Apa sih sebenarnya arti dari Wisata Konvesional? Adalah wisata yang jauh dari alam, berupa infrastruktur bangunan, di mana wisatawan yang datang dapat beristirahat dan dapat merawat diri. Hotel misalnya. Tentu saja terdapat banyak jenis hotel yang dimiliki oleh Kabupaten Tangerang yaitu Hotel Imperial Aryaduta, Hotel Atria, Hotel Ara, dan lain sebagainya.

6. Wisata Religi

Jangan terkecoh perbedaan wisata religi dan wisata budaya, meskipun beberapa wisata religi dapat juga diklasifikasikan sebagai bagian dari wisata budaya seperti Klenteng Tjo Soe Kong. Fokus utama wisata religi adalah tempat beribadah, seperti Masjid Agung Al-Amjad. Salah satu wisata religi favorit saya di Kabupaten Tangerang adalah Masjid Asmaul Husna di Summarecon. Dinding bangunannya terbuat dari susunan 99 Nama Allah (Asmaul Husna) dengan warna hijau. Arsitek yang membuatnya tak lain dan tak bukan adalah the talented one Kang Ridwan Kamil.

7. Wisata Minat Khusus

Selama masa pembinaan Kang Nong, saya masih gagal paham sebenarnya apa saja yang masuk ke dalam kategori Wisata Minat Khusus. Dan ternyata bukan hanya saya, beberapa teman finalis juga memiliki kebingungan serupa. Well, i will let you know sebenarnya apa itu Wisata Minat Khusus dan apa saya yang termasuk menjadi bagiannya. Dalam Bahasa Inggris, Wisata Minat Khusus dikenal sebagai Special Interest Tourism. Dilihat dari namanya, sesuai dugaan saya wisata ini merupakan wisata yang anti mainstream.

Apa saja yang termasuk Wisata Minat Khusus? KEMENPAR menyebutkan bahwa Wisata Minat Khusus bisa terdiri dari wisata olahraga, edukasi, dan MICE. Apa itu MICE? Ialah Meeting, Incentive, Convention, Exhibition. Di Kabupaten Tangerang ICE (Indonesia Convention Exhibition) yang berada di Kecamatan Pagedangan adalah bagian dari MICE. ICE juga merupakan Convention Hall terbesar se – Asia Tenggara. Banyak yang tidak tahu bahwa ICE ini milik Kabupaten Tangerang, melainkan wilayah lainnya. Now you guys know 🙂

Agar tidak bingung, ini poin-poin yang bia dikategorikan sebagai bagian dari Wisata Minat Khusus:

1. Rewarding, penghargaan terhadap objek yang dikunjungi.
2. Enriching, pengkayaan diri, dapat juga dalam rangka bisnis.
3. Adventure, minat bertualang yang tinggi.
4. Learning, keinginan untuk mempelajari hal yang baru.

Yes, Scientia Square Park juga bisa dikategorikan menjadi bagian dari Wisata Minat Khusus. Karena terdapat wisata yang edukatif dan adventure seperti bercocok tanam (nuansa pedesaan di tengah kota), hingga wall climbing dengan pendampingan khusus tentuya.

Omong-omong soal budaya Kabupaten Tangerang, apalagi hasil kebudayaannya yang potensial untuk mendatangkan penghasilan bagi warganya? Yak, Topi Bambu!

Nah, itu dia semua wisata-wisata yang ada di Kabupaten Tangerang. Saya pribadi belum mengunjungi kesemuanya, masih dalam proses. So, ada banyak alasan untuk berwisata di Kabupaten Tangerang. Ayo kunjungi Kabupaten Tangerang!

Good luck juga untuk seluruh finalis Kang & Nong Kabupaten Tangerang. Semoga catatan ini dapat membantu 🙂

Asagao Coffee House

Akhir-akhir ini jadi betah balik Tangerang karena makin banyak coffee shop yang cozy dan nyaman banget buat nulis. Well, #NayaTari adalah dua gadis doyan nulis yang juga doyan berburu warung kopi. Canggihnya teknologi dan munculnya akun-akun baik hati di sosial media amat membantu perburuan kami. Mudah saja, tinggal buka akun @eatintangerang di Instagram dan pilih tempat sesuai dengan yang diinginkan. Terima kasih banyak kepada penggagas akun @eatintangerang!

 

Instagramable corner

Pilihan kami jatuh kepada sebuah coffee shop yang fotonya sangat simpel dengan dominasi warna yang minimalis, namun memiliki daya tarik yang kuat karena keunikannnya. Asagao Coffee, sebuah coffee shop pertama di Indonesia yang mengusung tema Jepang, khususnya pada nama-nama kopinya.

Menu hanya ditulis di papan tulis, pengunjung bisa langsung memilih dari papan tersebut.

Meskipun mengusung tema import pada konsepnya, coffee shop ini memasang harga standar yang sama dengan warung ngopi pada umumnya. Ada dua signature coffee yang disuguhkan oleh Asagao, yaitu Korikohi, segelas balok-balok batu es yang terbuat dari kopi dan segelas susu murni siap tuang. Pengunjung dapat menentukan takaran susu yang dituang ke dalam gelas berisi balok es sesuai dengan selera. Selain itu, terdapat juga Kuniko. Sama seperti Korikohi minuman ini juga terdiri atas segelas susu (dengan porsi lebih banyak), tetapi telah lebih dulu dicampur dengan madu. Unsur kopinya didapatkan dari segelas espresso yang bisa dituangkan sesuai selera pengunjung. Minuman ini sangat cocok bagi pengunjung yang ingin minum kopi, tetapi tidak bisa atau tidak ingin mengonsumsi kopi dalam porsi banyak. Dapat terbayang perbedaannya ya?

Korikohi (kiri) dan Kuniko (kanan)

Enakan mana? Well, karena tidak bisa minum kopi pahit dan sangat suka susu saya memesan Kuniko, sedangkan Tari memesan Korikohi. Kuniko aman dan rasanya unik. Namun setelah cicip punya Tari, ternyata Korikohi nggak pahit. Enaaaaaaaak!!! *dying*

Sudut dari pintu masuk. Para pria yang sedang duduk itu adalah pemilik Asagao.

Interior Asagao didominasi warna abu-abu dan cokelat kayu. Berbeda dengan coffee shop pada umumnya yang biasa melukis dindingnya dengan quotes atau kata mutiara, di dinding Asagao terdapat mural yang menceritakan proses produksi kopi a la Asagao, sehingga seperti membentuk sebuah cerita yang runut.

Oh ya, di Asagao kamu akan menemukan beberapa ikon Brown dan Cony, dua karakter line yang menggemaskan. Selain boneka seperti foto di atas, wajah Brown dan Cony juga akan kamu temukan dalam bentuk kue, bersama dengan Totoro Cake alias kue yang menjadi khas Asagao (kembali lihat foto menu di atas! hihihi).


Beberapa hasil jepretan pengunjung, sepertinya. Efortlessly beautiful.

 

Pelayanan Asagao sangat menyenangkan, tidak mengusir secara halus pengunjung yang lama nongkrong di sana seperti di tempat lain he…he… Apalagi pengunjungnya berjenis seperti Naya dan Tari yang kalau sudah menulis bisa lupa waktu. Kami tiba di sana tidak lama setelah dibuka, lalu baru pulang sore harinya. Bahkan hingga pindah tempat tiga kali karena khawatir orang lain ingin merasakan duduk di tempat kami yang memang cocok banget buat foto-foto (kita anak baik, kan?).

Aktivitas yang kami lakukan adalah menulis naskah novel pribadi, proof reading, revisi, membahas next project, ngomongin buku, bahkan sempat live streaming juga bahas dunia kepenulisan dan novel #DearEllie karya Tari via Zeemi TV! (Bagi yang mau nonton bisa klik ikon zeemi di side bar sebelah kanan blog ini).

 
Muka puyeng revisi :’)

Di lantai dua Asagao ada butik yang waktu itu tutup, sepertinya design bajunya ready to wear dan simple, padahal niat hati mau main-main dan lihat koleksinya. Sejauh ini Asagao adalah tempat ngopi paling favorit menurut #NayaTari, apalagi Korikohi-nya. Kekurangan Asagao hanya satu, tidak adanya musola bagi pengunjung beragama muslim yang harus menunaikan ibadah sehari lima kali. Waitress meminta maaf kepada saya soal ini dan menawarkan untuk memakai ruang kosong di depan butik untuk solat. Sayangnya saya juga lupa membawa mukena, boro-boro sajadah. Untung saja ada kardus-kardus lebar di lantai dua tersebut yang bisa dijadikan alas untuk solat (semoga bersih). Over all, Asagao sangat recommended untuk dikunjungi. Sila mampir!

Sampai jumpa di perburuan coffee shop #NayaTari berikutnya 🙂

Asagao Coffee House
Ruko Graha Boulevard Blok A No.9, Gading Serpong
Mon – Thu, Sun: 10 am – 9 pm
Fri – Sat: 10 am – 10 pm
instagram: @asagao.coffee