Hadiah Kematian

Suara itu datang lagi. Suara langkah kaki yang berat dan terpantul di lantai kayu. Tapi anehnya, sama sekali tidak ada kayu di sebelah manapun, yang ada hanya ruang serba putih yang memekakan mata. Cahaya putih yang terang benderang pun bisa membuat kita ketakutan, karena di sana tidak ada siapa-siapa dan tidak suatu apapun. Suara itu semakin jelas terdengar, tanda ia mulai semakin dekat. Namun tetap tidak terlihat apa-apa, meskipun sudah bersiaga dari segala penjuru arah. Degup di dada terdengar semakin keras berlomba dengan deru nafas yang tergesa. Peluh sudah membasahi wajah seperti habis berlari beberapa kilometer jauhnya.
Karenina terbangun. 
Mimpi itu datang lagi. Semua ternyata hanya ilusi semata, yang nyata hanya keringat yang kini membanjiri dahi dan lehernya. Karenina menangis, menangisi kematiannya yang gagal untuk kesekian kali. Karenina hanya ingin mati.
Pagi sudah menjelang siang, namun Karenina tetap tidak tahu apa yang harus dilakukannya hari ini. Ia merasa terlalu lelah untuk terbangun dan berpikir keras bagaimana cara menghabiskan sisa hidupnya sambil menunggu datangnya mati. Ia terlalu lelah untuk terbangun setiap harinya dan bertanya, apa arti bahagia.
Karenina terduduk di sisi kasur yang menempel dengan lantai. Kasur busa segi panjang tanpa bingkai kayu yang iasa disebut orang sebagai tempat tidur. Beberapa bantal yang  kumuh dan lapuk sudah mulai mengeluarkan kapas-kapas seperti gulali. 
Betapa kematian itu amat dekat dengan manusia, namun Karenina berkali-kali terjatuh saat mengejarnya. Karenina tidak punya alasan untuk tetap hidup. Hidup dan mati adalah sama baginya, sama-sama seorang diri. Ia tidak tahu pasti apakah ketika mati nanti Tuhan masih mau bersanding dengannya. Karena Karenina menghabiskan hidupnya dengan berbagai hal yang ia pikir dapat membuatnya mati, tapi selalu gagal berkali-kali.
Setelah ini, Karenina akan pergi bersembahyang, lalu berdoa kepada Tuhan agar segera didatangkan kepadanya sebuah kematian yang membahagiakan itu.
Suicide is man’s way of telling God, “You can’t fire me – I quit.”
Bill Maher 

Leave a comment